Terletak di wilayah Madinah, Arab Saudi, Al Ula adalah oasis kuno yang menyimpan sejarah panjang. Perjalanannya dimulai sejak 7.000 tahun lalu, menjadikannya saksi bisu peradaban manusia yang silih berganti.
Menelusuri Jejak Masa Lalu yang Megah
Para arkeolog meyakini bahwa peradaban pertama yang mendiamin Al Ula adalah kaum Dedan. Kerajaan Dedan sendiri diperkirakan berjaya sekitar abad ke-7 dan ke-6 Sebelum Masehi, bahkan namanya tercatat dalam Prasasti Harran.
Setelah Dedan, Al Ula menjadi pusat Kerajaan Lihyan yang berkuasa dari abad ke-5 hingga ke-2 SM. Tak henti sampai disitu, kota ini kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Nabatea pada abad ke-1 SM hingga abad ke-1 M.
Pada masa kekuasaan Nabatea, Al Ula menjelma menjadi kota penting. Peninggalan yang paling terkenal dari era ini adalah Madain Saleh, situs arkeologi berupa makam yang diukir megah di tebing batu pasir. Arsitektur yang memukai ini menjadikan Madain Saleh sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Kisah Kelam dan Hubungan dengan Nabi Muhammad SAW
Di balik sejarahnya yang memukau, Al Ula juga menyimpan kisah kelam. Dahulu, kota ini dikenal sebagai Dadan, dan dihuni oleh kaum Tsamud. Menurut Al-Qur’an, kamu Tsamud adalah kaum yang ingkar terhadap ajaran Nabi Saleh AS. Mereka menentang ajaran Nabi Saleh dan menantangnya untuk menunjukkan mukjizat dengan cara mengeluarkan unta betina dari batu.
Nabi Saleh kemudian menunjukkan mukjizatnya, namun kaum Tsamud justru menyembelih unta betina tersebut. Tindakan mereka melampaui batas, dan Allah SWT pun menurunkan azab berupa gempa bumi dahsyat yang menghancurkan mereka.
Nabi Muhammad SAW pernah mengunjungi Al Ula dalam perjalanannya dari Madinah ke Syam. Dalam kunjungannya, Nabi Muhammad SAW melarang umatnya untuk memasuki sebuah lembah di Al Ula yang dikenal sebagai Wadi al-Qura. Asalannya, lembah tersebut merupakan tempat tinggal kaum Tsamud yang dilaknat Allah SWT.
Menuju Masa Depan yang Glamor
Kini, Arab Saudi tengah gencar mengembangkan pariwisata Al Ula. Pemerintah bercita-cita menjadikannya sebagai destinasi wisata budaya kelas dunia. Proyek pengembangan pariwisata yang bertajuk “The Royal Commission for AlUla” pun digagas.
Rencananya, Al Ula akan disulap menjadi kawasan wisata yang memadukan wisata sejarah, budaya, alam, dan seni. Para pengunjung dapat menyaksikan kebesaran Madain Saleh atau takjub dengan keindahan formasi batuan alam Elephant Rock. Selain itu, nantinya aka tersedia berbagai resor mewah, pusat kesenian, hingga festival budaya skala internasional yang akan menambah daya tarik Al Ula.